Anjing-anjing Neraka

Salam..
Semoga nukilan ini bermanfaat..

***



Pada suatu hari, Rasulullah S.A.W. memberi nasihat kepada Mu'adz dengan ketegasan, menyampaikan pesan yang menggetarkan hati dan menarik perhatian. "Wahai Mu'adz," katanya, "peliharalah lidahmu dengan sungguh-sungguh, jangan biarkan ghibah meluncur dari bibirmu. Sibukkan dirimu membaca Al-Qur'an, yang akan menjadi cahaya dalam hidupmu. Tanggung jawab atas dosamu sendiri. , jangan salahkan orang lain. Jangan sekali-kali mencela dan merendahkan orang lain, kerana kamu tidak lebih mulia daripada mereka. Juga, jangan kamu campur adukkan amalan kamu di dunia dengan amalan kamu di akhirat."

Nabi melanjutkan dengan memberi peringatan keras, "Janganlah kamu sombong dengan kedudukanmu, agar orang lain tidak takut dan menjauhi akhlak burukmu. Jangan berbisik ketika orang lain berada di dekatmu. Jangan merasa bahawa anda lebih tinggi dan lebih mulia daripada sesiapa pun. . Dan jangan sekali-kali menyakiti orang lain dengan kata-kata anda."

Kemudian, serius, Rasulullah mengingatkan nasib yang dahsyat di akhirat. "Ingatlah, di sana kamu akan dirobek-robek oleh anjing-anjing neraka!" Firman Allah S.W.T., "Demi bintang-bintang yang bergerak dari satu buruj ke buruj yang lain."

Mu'adz takut dan bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang dapat bertahan dalam keadaan seperti itu? Dan siapakah yang dapat diselamatkan daripadanya?"

Rasulullah menjawab dengan penuh hikmah, "Sebenarnya akan menjadi mudah dan ringan bagi orang yang diberi kemudahan dan pertolongan oleh Allah S.W.T. Jika hatimu ikhlas, lurus langkahmu, dan usahamu sungguh-sungguh, maka terhindarlah dari nasib yang mengerikan ini. "

Mu'adz merenungkan nasihat bijak ini dengan serius, menyedari betapa pentingnya menjaga sikap dan tindakan dalam kehidupan. Dengan tekad yang bulat, dia berjanji untuk hidup menurut petunjuk Rasulullah S.A.W., demi menghindari anjing-anjing neraka yang sedia merobek hati dan jiwanya.

pengajaran yang dapat diperoleh dari kisah ini adalah:

1) Pentingnya menjaga lisan: Nasihat Rasulullah S.A.W. kepada Mu'adz tentang menjaga lisan dengan sungguh-sungguh mengingatkan kita akan pentingnya menghindari ghibah (menggunjing) dan perkataan yang merendahkan orang lain. Pengajaran ini mengajarkan kita untuk berhati-hati dengan apa yang kita ucapkan dan bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain.

2) Tanggung jawab diri sendiri: Rasulullah S.A.W. menekankan kepada Mu'adz untuk bertanggung jawab atas dosa-dosanya sendiri dan tidak menyalahkan orang lain. Ini mengajarkan kita untuk mengambil tanggung jawab atas tindakan dan keputusan kita sendiri, serta menghindari sikap menyalahkan orang lain atas kesalahan kita.

3) Menghormati dan tidak merendahkan orang lain: Nasihat Rasulullah S.A.W. kepada Mu'adz tentang tidak mencela dan merendahkan orang lain mengajarkan kita untuk menghormati martabat setiap individu. Ini mengingatkan kita untuk tidak membesar-besarkan diri sendiri atau merasa lebih tinggi daripada orang lain.

4) Memisahkan antara amal dunia dan amal akhirat: Rasulullah S.A.W. mengingatkan Mu'adz untuk tidak mencampuradukkan amalan dunia dengan amalan akhirat. Ini mengajarkan kita untuk memiliki keseimbangan antara kehidupan dunia dan persiapan kita untuk kehidupan di akhirat. Kita harus melakukan amal baik di dunia ini dengan tujuan yang tulus dan mengharapkan pahala dari Allah.

5) Pentingnya hati yang tulus dan usaha sungguh-sungguh: Rasulullah S.A.W. menjelaskan bahwa terhindar dari nasib yang mengerikan di akhirat tergantung pada hati yang tulus, langkah-langkah yang lurus, dan usaha yang sungguh-sungguh. Ini mengajarkan kita bahwa ketulusan hati dan kesungguhan dalam beramal merupakan kunci untuk mencapai keselamatan di akhirat.

***

Marilah kita memperbaiki akhlak, berhati-hati dengan perkataan dan tindakan kita, serta bertanggung jawab atas diri sendiri. Hal ini membantu kita menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat.

Comments

Popular posts from this blog

Harimau dan jenis-jenisnya

Jerung dan jenis-jenisnya

Kisah Mengenai Titian Sirat Dugaan untuk semua manusia nanti